Catatan Kuliah |
- Review Film : Perempuan Berkalung Sorban
- Cara Penggunaan SPSS Untuk Penelitian Sosial
- Erving Goffman : Dramaturgi "Keadaan Sekitar Area Loket Di Stasiun Kereta Api Kota Baru Malang"
- ANALISIS PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NO. 2 TAHUN 2012
Review Film : Perempuan Berkalung Sorban Posted: 01 Feb 2016 05:21 AM PST foto : http://dapurfilm.com/wp-content/uploads/2011/03/IMG_6682.jpg Film Perempuan Berkalung Sorbanmerupakan adaptasi dari novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy. Abidah El Khalieqy merupakan sastrawan Indonesia yang peka terhadap realita sosial. Dalam novel ini ia mengangkat kisah kehidupan wanita dengan ketidakkesetaraanya terhadap laki-laki. film ini lebih mengarahkan pandangannya menampilkan tokoh perempuan dengan berbagai permasalahanya. Pandangan dalam film ini memfokuskan kajian pada realitas sosial dan budaya. Annisa dengan karakter tokoh utama yang memiliki kepribadian kuat, cerdas, serta kritis, ditambah anak seorang kyai, dianggap mampu mewakili perjuangan seorang muslimah dalam menegakkan emansipasi pemikiran dan keberaniannya untuk melawan dominasi dan diskriminasi dari hasil budaya yang bersifat patriarki. Tokoh-tokoh dan masalah-masalah yang dimunculkan dalam film ini menunjukkan adanya ketidaksetaraan gender. Pada dasarnya, film ini menceritakan perjalanan hidup Annisa sebagai tokoh yang menemui beberapa masalah dalam hubungannya dengan tokoh-tokoh lainnya yaitu Samsudin, Khudori, Kalsum, Rizal, dll. Ketidaksetaraan gender yang pada film initerkait dengan cara pandang terhadap peran laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan ditunjukkan oleh keberadaan tokoh-tokoh yang mengalami berbagai peristiwa yang terkait dengan masalah ketidaksetaraan gender. Film ini ingin menyampaikan pesan tentang kesetaraan gender, namun di sisi lain film ini lebih banyak menyajikan perlakuan diskriminatif terhadap perempuan. Perempuan juga mengalami pembungkaman dan pembisuan yang berdampak pada diskriminasi dalam bentuk seperti perempuan tidak boleh berpendapat, tidak berani mengungkapkan keinginannya atau persoalan yang dialami. Selain itu, perempuan juga sering diremehkan ketika berbicara sesuatu yang dianggap tidak penting oleh laki-laki, tidak punya kendali dalam pengambilan keputusan, tidak bisa membela diri meskipun benar dan selalu disalahkan. Pada akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa tanda-tanda komunikasi dalam film "Perempuan Berkalung Sorban" dapat menunjukkan adanya diskriminasi terhadap perempuan. Dalam materi Sex dan Gender melalui film ini ingin menyampaikan mengenai feminisme yaitu memperjuangkan hak-hak dari kaum wanita untuk mendapat hak yang sama tanpa adanya diskriminasi. Karena dalam realitanya hak-hak kaum wanita sering di kesampingkan dalam segala hal baik keluarga maupun hukum, kemudian negara kurang melindungi hak-hak kaum wanita dengan aturan hukum yang ada padahal hak-hak kaum wanita rentan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang sering merugikan kaum wanita. Karena secara esensinya wanita makluk yang lemah dibandingkan dengan pria. Dalam film Perempuan Berkalung Sorban ingin menjadikan perempuan sebagai subjek pencipta, bukan sekadar penerima. Namun dalam konteks ini, konsep perempuan menjadi pencipta menimbulkan masalah saat mengalami perdebatan yang hebat dengan Islam sebagai sebuah peradaban dan jalan hidup. Islam memiliki prespektif tersendiri dalam memandang hidup dan kehidupan. Islam ini akan menentukan cara berpikir dan bertindak seseorang ketika menjumpai realitas. Kontroversi padafilm ini,bergantung pada cara pandang kita menerimanya. Film ini mencoba mewadahi dan menyuguhkan fenomena sosial masyarakat. Ini sekaligus menjadi kritik sosial pada fenomena-fenomena yang sedang terjadi, yang kemudian ditarik ke dalam film. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Cara Penggunaan SPSS Untuk Penelitian Sosial Posted: 01 Feb 2016 04:22 AM PST 1. Variable View digunakan untuk memasukkan data kuesioner seperti pertanyaan-pertanyaan dan Data View untuk memasukkan data responden. 2. Untuk mencari tingkat variable (ex. Tingkat Solidaritas dan kekerabatan) : > Buka SPSS - Transform – Compute Variable – Target Variable (tulis misal kategori solid) – Numeric Expression (yg dimasukan semua pertanyaan-pertanyaan (coding) dari variable solidaritas, itu misal yg dicari tingkat solidaritas. Cara memasukannya tinggal pindahkan setiap pertanyaan/ coding menggunakan + contoh P1 + P2 + ... dst. Klik OK) – di variable view, decimals (sampingnya with dan table bagian kategorisolid), dari 2 diganti angka 0 supaya hasilnya gak desimal) > Transform – Recode into different variables – masukin kategorisolid kesebelahnya – output variable (kasih aja nama tingsol) – change – old and new values (Old Value - isi rangenya kalo ada intervalnya/ jaraknya (11-16) , kalo gak ada diisi di value misal cuma angka 6 (atasnya range, paling atas). New Value di isi di Value, setiap ngisi range isi Value (yg ada di New Value) contoh rangenya 11-16 Valuenya (yg ada di New Value) isi 1, kedua rangenya 17-22 Valuenya (yg ada di New Value) isi 2, dst. – Continue – Ok NB : "hitung range terlebih dahulu" > Di variable view, decimals (sampingnya with dan table bagian tingsolsolid), dari 2 diganti angka 0 supaya hasilnya gak desimal) > Lihat juga di Data View bagian kategorisolid sama tingsol, lihat sampai bawah jika ada yg kosong biasanya rangenya salah. > Ini juga bisa diterapin untuk perindikator, atau pervariable, ini contoh tingsol. Untuk tingker sama caranya kayak gini. > Lihat hasilnya klik Analyze – Descriptive Statistics – frequancies – pindahin tingsol kesebelahnya – klik statistics (centang bagian central tendency semuanya kecuali sum, kemudian Disperson juga semuanya kecuali S. E. Mean "itu menurutku") – Continue – klik charts (pilih aja misal bar charts) – Continue – ok 3. Crosstabs atau table silang untuk mencari korelasi. Contoh hasilnya :
> Analyze – Descriptive Statistics – Crosstabs – row ( pindahkan misal pekerjaan) – coloumn (pindahkan misal jumlah pendapatan) – klik cells (centang yang ada tulisan total) – continue – ok 4. Uji validitas memang ada perdebatan untuk cara yang digunakan ada yang bilang memakai table r, ada yg bilang harus pake dibawah 0,05 tapi sebenarnya sama aja. Table r dapat diperoleh di buku metode penelitian sosial yang ada di toko buku disitu ada table r atau nama lainnya yaitu tabel koefisien relasi "r" momen productmisal sample yang digunakan 45 kita lihat di table r urutan 45 kita gunakan yang 0,2429. Setelah tabel masih ada penjelasan lagi.
> Analyze – Correlate – Bivariate – masukin semua pertanyaan (ex. uji validitas teori durkheim) terakhir masukin kategorikeker – centang Pearson – ok – lihat di pearson correlation bagian tingker, lihat setiap kolom kebawah. Contoh pake table r kalo hasilnya lebih dari 0,2429 berarti valid kalo dibawah berarti tidak valid. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Erving Goffman : Dramaturgi "Keadaan Sekitar Area Loket Di Stasiun Kereta Api Kota Baru Malang" Posted: 01 Feb 2016 03:36 AM PST | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
ANALISIS PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NO. 2 TAHUN 2012 Posted: 01 Feb 2016 01:58 AM PST Peraturan daerah (Perda) Kota Malang tentang Ketertiban umum dan lingkungan nomor 2 tahun 2012 dibuat dengan adanya maksud dan tujuan yaitu mempertahankan kebersihan, kenyamanan dan keamanan lingkungan di masyarakat serta untuk mempertahankan estetika kota malang. Dengan dibuatnya Perda tersebut pemerintah mengharapkan masyarakat dapat mematuhi peraturan yang ada. Perda ini dibuat atas persetujuan bersama antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) KOTA MALANG dengan WALIKOTA MALANG. Di Kota Malang Pedagang Kaki Lima (PKL) sangat banyak, biasanya dapat kita jumpai di tempat-tempat strategis yang ramai, yang dijadikan tempat untuk berdagang, termasuk trotoar. Akibatnya tata kota yang sudah dibangun dengan konsep yang bagus tak bisa difungsikan sebagai contoh dikawasan Jalan Pasar Besar dan sekitar alun-alun. Dilansir oleh malang-post, keberadaan mereka sebenarnya sudah pernah ditertibkan namun Pemerintah Daerah (Pemda) selalu terlambat melakukan penanganan. Buktinya tak ada tindakan tegas di saat PKL baru bermunculan. Padahal saat muncul satu atau dua PKL, mestinya sudah ditindak tegas lalu melakukan pengawasan. Akibat tak ditindak tegas, lama-lama PKL bermunculan. Hal ini tak hanya tampak di Jalan Pasar Besar, Jalan KH Agus Salim dan sekitar alun-alun. Namun juga sudah tampak di Jalan Soekarno Hatta, Jalan Bendungan Sigura-gura, kawasan Tegalgondo dan berbagai kawasan lain yang kini mulai tumbuh PKL baru. PKL memang tak bisa seenaknya digusur karena pasti akan menuai protes. Namun penataannya harus dilakukan dengan konsep yang jelas dan ideal sehingga tak mengundang masalah baru. Di dalam BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 No. 12 dijelaskan bahwa "Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disingkat PKL adalah pedagang yang menjalankan kegiatan usaha dagang dan jasa non formal dalam jangka waktu tertentu dengan mempergunakan lahan formal dalam jangka waktu tertentu dengan mempergunakan lahan fasilitas umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah sebagai tempat usahanya, baik dengan menggunakan sarana atau perlengkapan yang mudah dipindah, dan/atau dibongkar pasang." Realita yang ada banyak PKL yang tidak sesuai dengan pasal tersebut. Sebagai contoh jika PKL berjualan disepanjang trotoar menuju pasar besar maka yang dirugikan adalah masyarakat umum tidak bisa berjalan dengan nyaman. Untuk menertibkan PKL biasanya pemerintah memindahkan mereka ke tempat lain, hal ini banyak menuai protes dari para PKL sebab mereka akan kehilangan para pembeli. Penertiban yang dilakukan pemerintah juga kurang tegas karena seringkali terjadi keterlambatan penanganan PKL. Jika kita lihat Efektifitas Perda ini sangat membantu, dalam kasus atau konflik ini sangat dibutuhkan terjalinnya kerjasama yang baik (mengerti satu sama lain) antara Pemda, PKL dan masyarakat umum untuk mendapatkan kenyamanan kehidupan. Daftar Pustaka: |
You are subscribed to email updates from Goresan Kuliah - Pena Sosial. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |