TIDAK MEMENUHI SYARAT
UNTUK RUJUKAN ILMIAH
(Belum edit)
MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR
(IAD)
Dosen Pengasuh kuliah:
Drs. Ahmad Farhan, M. Si
Disusun Oleh:
JASABANG IMAN SUHADA
NIM : 1206104170001
EKA MARDIANA
NIM : 1206104170006
SURYATI
NIM : 1206104170020
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
LAMPEUNEURUT
2012/2013
BAB I
BUMI DALAM ALAM SEMESTA
A. TEORI ASAL
MULA ALAM SEMESTA DAN TATA
SURYA
1. TEORI ASAL MULA ALAM SEMESTA
a. Teori Letusan Hebat
Berbagai teori tentang jagad raya membentuk suatu bidang studi yang dikenal
sebagai kosmologi. Einstein adalah ahli kosmologi modern pertama. Tahun 1915 ia
menyempurnakan teori umumnya tentang relativitas, yang kemudian diterapkan pada
pendistribusian zat di luar angkasa. Pada tahun 1917 secara matematik
ditentukan bahwa tampaknya ada massa bahan yang hampir seragam yang
keseimbangannya tak tentu antara kekuatan tarik gravitasi dan kekuatan olek
atau kekuatan dorong kosmik lain yang tak dikenal.
Pada tahun
1922 seorang ahli fisika Rusia muncul dengan pemecahan soal itu secara lain,
yang mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak berperan bahkan jagad raya terus
meluas dan seluruh partikel terbang saling menjauhi dengan kecepatan tinggi.
Karena kekuatan tarik gravitasi, perluasan itu terus melambat. Sebelumnya,
partikel-partikel itu telah bergerak keluar bahkan lebih cepat lagi. Dalam
model jagat raya ini dahulu perluasan mulai pada saat yang unik yang disebut
“letusan hebat”.
Teori
letusan hebat rupanya begitu berlawanan dengan pengetahuan astronomi zaman
sekarang, yang mula-mula sedikit menarik perhatian. Akhirnya sebanyak bintang
dalam galaksi Bimasakti bukannya saling menjauhi satu sama lain, tetapi malahan
berjalan dalam orbit sirkular mengelilingi wilayah pusatnya yang padat. Akan
tetapi, pada tahun 1929 Edwin Hubble, ketika itu ahli astronomi di
Observatorium Mount Wilson, mengemukakan bahwa berbagai galaksi yang telah
diamatinya sebenarnya menjauhi kita, dan menjauhi yang lain, dengan kecepatan
sampai beberapa ribu kilometer per-detik.
Rupanya
galaksi-galaksi ini, seperti halnya Bimasakti kita, menjaga keutuhan bentuk
internalnya selama waktu yang panjang. Galaksi-galaksi itu secara
sendiri-sendiri mengarungi angkasa raya, kira-kira sebagain unit atau partikel
yang bergerak mengarungi ruang angkasa. Teori Einstein dapat diterapkan pada
berbagai galaksi, sebagai ganti bintang-bintang.
b. Teori Keadaan Tetap
Kalau kita kembali ke tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang cukup
untuk menguji teori letusan hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred Hoyle dan
beberapa ahli astro-fisika Inggris mengajukan teori yang lain, teori keadaan
tetap yang menerangkan bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa
–asas kosmologi- tetapi juga tak berubah dalam waktu asas kosmologi yang
sempurna. Jadi, asas kosmologi diperluas sedemikian rupa sehingga menjadi
“sempurna” atau “lengkap” dan tidak bergantung pada peristiwa sejarah tertentu.
Teori keadaan tetap berlawanan sekali dengan teori letusan hebat.
Dalam teori
kedua, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi
saling menjauh. Dalam teori keadaaan tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu
diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi
baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat
mengatakan bahwa zat baru itu ialah hydrogen, yaitu sumber yang menjadi asal
usul bintang dan galaksi.
Penciptaan
zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya kosong itu diterima
secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar salah satu
hukum.
2. TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA
Melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari dengan
orbitnya yang berebentuk elips dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan
arah jarum jam jika melihatnya dari kutub utara, ternyata arah revolusi
planet-planet dan satelitnya yaitu arah negative. Ini berlawanan dengan yang kita
amati di bumi, peredaran harian benda-benda langit seperti matahari, bulan dan
bintang berarah positf seperti arah peredaran harian matahari yang terbit di
timur lalu naik dan kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang demikian
membuat para ahli astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk dari
material yang berputar dengan arah negative, hal ini kemudian memunculkan
beberapa teori tentang terjadinya tata surya sebagai berikut:
a. Teori Nebule atau teori kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-1827)
dan Piere Simon de Laplace (1796).
Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam
jagat raya, karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti
bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya. Akibatnya
bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian equatornya bahkan
sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk
gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang itu kemudian
membentuk gumpalan padat inilah yang disebut planet-planet dan satelitnya.
Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat
sekarang sebagai matahari.
Teori kabut
ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah
benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada
banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita dan (2) karena munculnya
banyak teori baru yang lebih memuaskan.
b. Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi
dan Forest R. Moulton (1872-1952) seorang astronom.
Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari
benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari
bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan
pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi pasang naik antara
matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh sebagian massa dari
matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lain berhamburan
di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak
kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi
matahari.
c. Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891)
keduanya dari Inggris, teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.
Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada
permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang
surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu
membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu itu
terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang
berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini
menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus,
Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya
merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan
gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet iti
berbeda-beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar
lagi.
d. Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian
disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu
mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikeldebu tertarik
ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan
kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian
tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan
menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari.
Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah
menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku
kemudian menjadi planet-planet.
e.
Teori Bintang Kembar
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal.Dahulu
matahari mungkin merupakan bintang kembar,kemudian bintang yang satu meledak
menjadi kepingan-kepingan.Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang,maka
kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi
planet-planet.Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.
f. Teori Ledakan (Big Bang), George Gamow, Alpher dan Herman.
Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah
menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan
tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat.
Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat
ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan
trus bergerak, menjauhi titik pusatnya.
Dentuman
besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang
sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam
semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang
ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada
tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan.
Pada tahun
1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan
bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang
ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang
’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti
bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja.
Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari
satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa.
Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel
untuk penemuan mereka.
Pada tahun
1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer). COBE ke ruang
angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8
menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah
menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam
semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa,
penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Bukti
penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium
sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan
dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti
meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah.
Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal
muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah
Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.
Yang telah
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk,
67:3)
B.
BUMI SEBAGAI PLANET
Bumi kita berdiameter 12.756 km di equator
dan 12.712 km pada arah Kutub, oleh sebab itu Bumi tidak bulat melainkan
lonjong. Luas permukaan bumi 510 juta km2 dimana 75% terdiri dari lautan.
Beratnya diperkirakan 5,976x 1021 . Lingkaran khatulistiwa 40.000km.
Dengan demikian ketika berotasi
kecepatanya 1.673km/jam (464,82 meter/detik) pada khatulistiwa, karena berotasi
sekali dalam 24 jam. Sedangkan ketika berevolusi kecepatannya 30.2567km/detik.
Bumi adalah planet yang menempati urutan ketiga dalam Tata Surya, setelah
planet Mercurius dan Venus, dan planet Bumi merupakan satu-satunya planet pada
Tata Surya ini yang dihuni mahluk hidup terutama manusia, Atmosfer Bumi terdiri
dari beberapa unsur zat, (perhatikan gambar berikut yang secara tersusu unsur
zat yang ada pada lapiasan bumi, sebagai berikut: Zat lemas 78%, Oksigen 21%;
Orgon 0,9%, dan unsur lainya seperti karbon dioksida, dan ozon yang jumlahnya
sangat sedikit.
Komposisi bagian dalam
bumi adalah sebagai berikut;
A. Barysfeer, pada lapisan ini tebalnya±3.470km dan terdiri dari unsure nikel
dan ferum
B. Lapisan perantara, pada lapisan ini bagian dalam bumi memiliki
ketebalan±1.700km yang terdiri dari batuan meteorit, pada lapisan initerdiri
dari lapisan periodit kedalamanya ±1.540km dmb, lapisan ferrosporadis
kedalamanya 700km,dan lapisan lithosporadis ketebalanya 700km
C. Lapisan lithosfer, ini merupakan lapisan terluar dari Bumi.
Lapisan lithosfer ketebalannya± 60km, sering juga disebut dengan lapisan
batu-batuan, terbagi lagi lapisan terluar dinamakan lapisan Sial,
karena teridiridari SiO2 dan Al2O3 dan
bagian dalamnya lapisan Sima terdiri dari SiO2 dan
MgO, Al2O3
3. STRUKTUR BUMI
Bumi adalah bagian dari Tata Surya yang
terdiri dari beberapa bagian :
1.
Kerak Bumi (Crust)
Kerak Bumi Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak Bumi adalah:
Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe)
(5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium
(Mg) (2,1%).
Kerak Bumi merupakan bagian terluar dari Bumi yang terdiri dari :Kerak
benua yang mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Tersusun atas batuan granit
yang memiliki kepadatan rendah.
2.
Selimut (Mantel)
Lapisan mantel merupakan lapisan tebal yang terletak di antara kerak dan
inti bumi. Sebelum mantel bumi, terdapat lapisan yang disebut diskontinuitas
mohorovicic (Lapisan Mohorovisik). 80% dari volume bumi merupakan mantel.
Tersusun atas mineral besi dan magnesium silikat. Mantel bumi ada yang bersifat
cair dan padat
3.
Inti (Core)
Inti Bumi adalah lapisan bumi terdalam dengan batuan yang paling padat
dibandingkan dengan lapisan lainnya. Terbagi dua :
- Inti Luar yang bersifat cair dengan ketebalan 2.891-5.150 km
- Inti Dalam yang bersifat padat
4.
Proses Terbentuknya Benua dan Samudra
Benua dan samudra terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Dahulu
bentuk benua dan samudra tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses
yang
panjang maka terbentuklah benua seperti pada saat ini. Bagaimanakah benua dan
samudra terbentuk? Ada seorang ilmuwan asal Jerman yang bernama Alfred
Wagener yang mengemukakan teori tentang pembentukan benua. Menurut Alfred
Wagener, sebelum zaman Carbon (+ - 300 juta tahun yang lalu), semua benua
yang ada sekarang ini tergabung menjadi satu yang disebut Benua Pangea. Benua
Pangea kemudian terpecah menjadi dua benua, yaitu Benua Laurasia (di bagian
utara) dan Benua Gondwana (di bagian selatan). Proses pecahnya benua Pangea ini
terjadi sekitar 135 juta tahun lalu. Selanjutnya Benua Laurasia bagian barat
bergerak
ke utara menjauhi benua Gondwana yang akhirnya membentuk benua Benua
Amerika Utara. Sedangkan Benua Gondwana di selatan terpecah menjadi beberapa
benua, yaitu sebagai berikut.
1.
Bagian barat bergeser terus ke arah
barat menjadi Benua Amerika Selatan.
2.
Bagian timur bergerak ke timur menjadi
Benua Afrika.
3.
Bagian yang lebih kecil di bagian timur
terus bergerak ke arah timur laut dan
menjadi India.
4. Satu bagian lagi terpecah menjadi dua, yaitu bagian timur terus begerak ke
arah timur laut, dan pecahan bagian barat terus bergerak ke arah selatan.
Perkembangan selanjutnya, Amerika Utara bergabung menjadi satu dengan
Amerika Selatan, Eurasia menjadi Benua Eropa dan Benua Asia. Bagian paling
selatan
yang bergerak ke selatan menjadi benua Antartika dan bagian dari bagian selatan
yang bergerak ke timur laut menjadi Benua Australia.
Teori Wagener disebut juga Teori Pergeseran Benua. Teori ini didasarkan
pada
fakta-fakta sebagai berikut.
a.
Lekukan atau bentuk pantai di Afrika
Timur, Amerika Utara, dan Amerika
Selatan dengan pantai barat Eropa dan Afrika hampir sama.
b.
Daratan Tanah Hijau (Greenland) menjauh
dari Eropa sejauh +- 36 centimeter
setiap tahun.
c.
Tanah di Amerika Selatan, Afrika, India,
Australia dan Antartika menunjukkan
persamaan sifat.
d. Pulau Madagaskar dalam gerakannya ke arah barat terhambat oleh Afrika.
BAB II
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN
PENYEBARANNYA
A.
Biosfer
dan Makhluk Hidup
Kata
biosfer diambil dari kata bio yang
berti kehidupan dan sphere yang
berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup.
Biosfer meliputi lapisan litosfer
(darat), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara).
Setelah bola
bumi mengalami pendinginan dan terbentuknya benua,danau,sungai, serta lautan
pada kira-kira 2.250 juta tahun lalu, terbentuklah wahana bakal biosfer, yaitu
suatu tempat tinggal makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Dalam kehidupan
makhluk hidup terbentuk sistem hubungan antar makhluk hidup tersebut dengan
materi dan energi yang mengalilinginya. Tempat dan sistem itulah yang disebut biosfer.
Biosfer
merupakan sistem kehidupan yang paling besar karena terdiri atas gabungan
ekosistem yang ada di planet bumi. Untuk mengurangi adanya kebakaran dan
pembukaan hutan untuk pemukiman, dibuatlah cagar biosfer. Cagar biosfer
merupakan suatu tempat yang dapat digunakan untuk menilai perubahan-perubahan
yang dibuat manusia dan arah perubahan lingkungan.
Pembuatan
cagar biosfer bertujuan sebagai berikut :
1.
Melestarikan keragaman komunitas kehidupan dan
ekosistem alam
2.
Menyediakan daerah penelitian ekologi dan lingkungan,
baik di dalam maupun diluar cagar biosfer
3.
Menyediakan sarana dan prasarana untuk pendidikan dan
latihan
Menurut
Mskoeri Jasin, suatu benda dinyatakan sebagai makhluk hidup jika memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Melakukan
metabolisme (pertukaran zat)
2. Tumbuh,
artinya bertambah besar karena pertambahan dari alam dan bergerak
3. melakukan
Reproduksi (berkembang biak)
4. Memiliki
iritabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap
rangsangan
5. Mampu
mengadakan adaptasi terhadap lingkungan
Maskeori
Jasin melanjutkan bahwa sebelum makhluk hidup muncul di permukaan bumi, yang
ada hanya bakal biosfer, yaitu lingkungan fisik saja. Ada beberapa teori yang
menyatakan darimana mulai munculnya makhluk hidup, yaitu :
1.
Teori Cosmozoa, yaitu makhluk hidup di bumi dari
bagian lain alam semesta ini.
2. Teori
Pfluger, yaitu makhluk hidup berasal dari materi yang sangat panas, kemudian bahan
itu mengandung karbon dan nitrogen serta terbentuk senyawa cyanogen (CN).
3. Teori Moore, yaitu
makhluk hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan organik pada saat
bumi mengalami pendinginan memlalui suatu proses yang kompleks dalam larutan
yang labil.
4. Teori Allen, yaitu pada
saat keadaan fisi bumi ini seperti keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi,
yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab
dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi.
5. Teori
Transendental, atau dari ciptaan yang merupakan jawaban secara
relligi bahwa benda hidup diciptakan oleh super nature atau tuhan yang maha
kiasa diluar jangkauan sains.
Tetapi salah
satu dari ahli ilmu alamiah, yaitu Aristoteles berpendapat
bahwa benda-benda hidup itu mungkin dapat timbul dari benda mati. Seperti
contoh, cacing berasal dari lumpur, ulat berasal dari daging yang membusuk,
tikus berasal dari pakaian-pakaian bekas yang tersimpan lama. Pendapat tersebut
disebut abiogenesis atau generatio spontanea. Dan
Jasin pun menerima secara luas tentang pendapat tersebut.
B.
Asal
Mula Kehidupan di Bumi
Teori-teori tentang asal mula
kehidupan di bumi, diantaranya adalah :
1. Teori
Cosmozoa
Teori ini
mengatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain alam semesta
ini. Asumsi yang mendasari teori ini adalah
a.
benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat
dalam alam semesta ini.
b.
Hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar
benda angkasa ke bumi.
2. Teori
Pfsuger
Teori ini
mengatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas sekali,
kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen berbentuk senyawa
cyanogens (CN), dimana senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat
tinggi dan selanjutnya berbentuk zat protein sebagai pembentuk protoplasma yang
akan menjadi makhluk hidup.
3. Teori Moore
Mengatakan
bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik
pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam
larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah
makhluk hidup.
4. Teori Allen
Mengatakan
bahwa pada saat keadaan fisik bumi ini seperti keadaan sekarang, beberapa
reaksi terjadi, yaitu reaksi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat
besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dan materi-materi. Interaksi
antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di
muka bumi akan membentuk zat-zat yang akhirnya membentuk protoplasma benda
hidup.
5. Teori
Transedental atau Penciptaan
Merupakan
jawaban secara religi bahwa makhluk hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau
Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.
6. Teori
Abiogenesis atau Generatio Spontanea
Teori ini
dikemukakan oleh seorang ilmuwan yang bernama Aristoteles, dia mengatakan bahwa
makhluk hidup terjadi secara spontan. Hal tersebut berdasarkan pengamatan
seperti cacing berasal dari lumpur, ulat berasal dari daging yang membusuk.
7. Teori
Fransisco Redi (1626-1697)
Redi pernah
melakukan eksperimen menggunakan keratan daging segar yang dimasukkan ke dalam
labu-labu/ gelas-gelas yang sebagian dibiarkan terbuka dan yang lainnya ditutup
rapat. Setelah beberapa hari diamati, gelas yang terbuka dihinggapi lalat dan
lalat tersebut kemudian bertelur di sana. Akhirnya muncullah ulat-ulat pada
daging yang mulai membusuk pada gelas tanpa tutup tersebut. Sebaliknya gelas
yang ditutup rapat tidak ditemukan adanya ulat/ kesimpulan yang dapat diambil
adalah asal mula kehidupan dari telur omne vivum ex ovo.
8. Percobaan
Lazzaro Spalanzani (1729-1799)
Dia
melakukan eksperimen dengan menggunakan air kaldu yang dimasukkan dalam tabung
reaksi dengan perlakuan yang berbeda-beda. Dalam tabung reaksi I diisi air
kaldu dan ditutup rapat-rapat kemudian disimpan. Tabung reaksi II diisi kaldu,
dipanaskan ± 15 menit, ditutup rapat kemudian disimpan. Tabung raksi III diisi
air kaldu terus dipanaskan ± 15 menit kemudian disimpan tanpa diberi tutup.
Setelah beberapa hari diamati ternyata tabung reaksi I dan III dijumpai ada
jasad renik/kehidupan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa adanya telur
harus ada jasad renik dulu atau omne ovum ex vivo.
9. Teori
Biogenesis
Dikemukakan
oleh Louis Pasteur (1822-1895) yang melakukan eksperimen dengan menggunakan air
kaldu dengan labunya yang berbentuk leher angsa. Kesimpulan dari eksperimennya
adalah kehidupan yang terjadi karena adanya kehidupan sebelumnya, dan segala
sesuatu yang hidup berasal dari telur atau omne vivum ex ovo, omne ex
vivo. Adanya teori Biogenesis menggugurkan teori Abiogenesis.
10. Harold urey
(1893)
Berpendapat
bahwa atmosfer di bumi suatu saat kaya akan zat-zat kimia seperti CH4(Metana),
NH3 (Amoniak), H2 (Hidrogen) yang
bersama-sama uap air akan bereaksi dengan sinar kosmis dan loncatan-loncatan/
kilatan-kilatan listrik alam (petir) dapat membentuk senyawa protein yang
merupakan komponen dasar dari makhluk hidup. Zat-zat ini berjuta-juta tahun
berkembang menjadi berbagai organisme.
11. A. I. Oparin
Pada tahun
1924 mempublikasikan pendapatnya tentang asal mula kehidupan, namun kurang
diterima ahli-ahli lain. Akan tetapi setelah diterbitkan ke dalam berbagai
bahasa pada tahun 1936 barulah mendapat tanggapan. Pada saat yang hampir
bersamaan secara terpisah I.B.S Haldane juga mengemukakan pendapat yang serupa
dengan Oparin. Rangkuman pendapat mereka sebagai berikut : “Jasad hidup
terbentuk dari senyawa-senyawa kimiawi dalam laut pada masa atmosfer bumi belum
mengandung oksigen bebas (O2), asam amino sederhana, purine,
pirimidin, golongan gula; kemudian terbentuk juga senyawa-senyawa polipeptida,
asam polinukleat, polisakarida yang terbentuk dengan bantuan sinar ultraviolet,
petir dan sinar radiasi. Jasad hidup yang pertama disebut protobiont
diperkirakan hidup di dalam laut 5-10 m di bawah permukaan laut, karena di
tempat itulah mereka akan terlindungi dari sinar ultraviolet intensitas tinggi
dari matahari. Baru setelah jasad hidup itu berkembang lebih sempurna dan mampu
untuk memproduksi oksigen, kemudian lama kelamaan kehidupan merayap ke
pantai-pantai dan terakhir memenuhi daratan.”
12. Stanley L.
Miller (1953)
Mengadakan
percobaan dengan bunga-bunga api listrik dan sumber listrik bertegangan tinggi
ke suatu saluran yang di dalamnya terdapat larutan uap yang mengandung metana,
amoniak, dan nitrogen. Dari percobaan itu terbentuk senyawa-senyawa organik
seperti asam amino dan deoksiribosa serta asam nukleat. Ini semua merupakan
senyawa-senyawa dasar yang biasanya ditemukan pada setiap jasad hidup.
Kesimpulan percobaan ini adalah : kehidupan ada karena kehidupan sebelumnya,
unsur yang paling banyak dalam makhluk hidup adalah oksigen, persenyawaan yang
terbanyak dalam makhluk hidup adalah air.
C.
Keanekaragaman Makhluk Hidup
Sel terdiri
dari membran sel, nukleus (inti sel) dan protoplasma yang terdiri dari
sitoplasma dan nukleoplasma.Pada nukleoplasma terdapat bagian yang mampu
mengadakan metabolisme, sedangkan membran melindungi serta mengatur hubungan
sel dengan dunia luar. Pada hakikatnya, sel tumbuhan dan hewan adalah sama,
perbedaannya hanya terdapat pada adanya khloroplast pada tumbuhan dan adanya
sentroplast pada hewan.
Tidak ada
makhluk hidup di alam ini yang persis sama satu dengan yang lain jika dilihat
dari sifat atau karakter yang tampak maupun dari sifat atau karakter yang tidak
tampak. Masing-masing individu dalam suatu jenis (spesies) memperlihatkan
perbedaan bentuk tubuh, warna, ukuran, kecerdasan, dan lain-lain. Bahkan
individu-individu yang berasal dari induk yang sama, juga menunjukkan perbedaan
sifat. Apalagi jika dibandingkan individu yang berbeda jenisnya. Semua ini
menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup. Tidak ada makhluk hidup di
alam ini yang persis sama satu dengan yang lain jika dilihat dari sifat atau
karakter yang tampak maupun dari sifat atau karakter yang tidak tampak.
Masing-masing individu dalam suatu jenis (spesies) memperlihatkan perbedaan
bentuk tubuh, warna, ukuran, kecerdasan, dan lain-lain. Bahkan
individu-individu yang berasal dari induk yang sama, juga menunjukkan perbedaan
sifat. Apalagi jika dibandingkan individu yang berbeda jenisnya. Semua ini
menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup.
Menurut para
ahli, keanekaragaman makhluk hidup seperti yang kita lihat sekarang ini
terbentuk dari proses evolusi. Ketika bumi baru saja terbentuk, yang terjadi
adalah proses evolusi yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel pertama (ancestor
cell). Setelah dalam waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel
pertama ini kemudian memunculkan organisme multiseluler pada awal era
Paleozoikum. Proses evolusi makhluk hidup berlanjut seiring dengan perubahan
iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai hasil proses evolusi,
bermunculanlah beranekaragam makhluk hidup.
Keanekaragaman
makhluk hidup menunjukkan totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem yang
dijumpai di suatu daerah. Keanekaragaman makhluk hidup menyatakan terdapatnya
berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat lain yang
terlihat pada tingkat yang berdeda-beda. Keanekaragaman makhluk hidup meliputi
berbagai macam aspek seperti ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan
tingkah laku makhluk hidup yang selanjutnya akan menyusun suatu ekosistem
tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup tidak hanya terjadi antar jenis tetapi
juga di dalam satu jenis. Keanekaragaman antar jenis misalnya antara bawang
merah dengan bawang putih, sedangkan keanekaragaman dalam satu jenis misalnya
antara varietas padi, padi Jawa, padi Cianjur dan lain-lain.
Keanekaragaman
makhluk hidup terjadi oleh adanya mekanisme evolusi. Nomenklatur
adalah cara pemberian nama ilmiah kepada makhluk hidup agar keanekaragaman
makhluk hidup dapat di pelajari. Makin banyak spesies organisme
yang ditemukan, menyebabkan orang melakukan klasifikasi/pengelompokan
berdasarkan kepada ciri khas organisme tersebut.
Makhluk
hidup di dunia ini terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: dunia Protista, dunia
Plantarum dan dunia Animalia.
1.
Dunia Protista terdiri dari: Virus,
Bacteri , Alga hijau-biru dan Protozoa
2.
Dunia Plantarum terdiri dari dua
super divisio yaitu:
a. Thallophyta, merupakan
tumbuhan yang ber-thallus, artinya tumbuhan yang belum dapat dibedakan antara
akar, batang dan daun, termasuk diantaranya adalah Fungi dan Alga.
b. Cormophyta, adalah
tumbuhan ber-cormus, artinya tumbuhan yang sudah dibedakan antara akar, batang
dan daun, termasuk diantaranya adalah Bryophyta, Pteridophyta, Spermatophyta
Beberapa divisio dari tumbuhan antara lain:
1)
Divisio Mycota (jamur/Fungi) terdiri atas:
Myxomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
2)
Divisio Algae (ganggang) terdiri atas: Chlorophyceae,
Rhodophyceae, Chrysophyceae dll.
3)
Divisio Bryophyta (lumut) merupakan comophyta berspora
terdiri atas: Hepaticae (lumut hati) dan Musci (lumut Daun).
4)
Divisio Pterydophyta (tumbuhan Paku) merupakan
comophyta berspora terdiri atas: Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodiinae,
Filicinae.
5)
Divisio Spermatophyta/tumbuhan Biji
(Antophyta/tumbuhan bunga, Phanerogamae/tumbuhan beralat kelamin jelas,
Embryophyta/ tumbuhan berlembaga dengan perkawinan melalui pembuluh merupakan
comophyta berbiji terdiri atas:
·
sub Divisio Gymnospermae (contoh: Agatis alba/damar
dan Gnetum gnemon/melinjo)
·
sub Divisio Angiospermae, ada 2 kelas yaitu
Monocotyledoneae (contoh: Zea mays/jagung) dan Dicotyledoneae (contoh:
Hibiscus rosasinensis/bunga sepatu
c. Dunia Animalia terdiri
dari 9 phyllum:
1)
Phyllum Porifera (hewan berpori) contoh: bunga
karang,
2)
Phyllum Coelenterata (hewan berongga) contoh:
ubur-ubur,
3)
Phyllum Platyhelminthes (cacing pipih), ada 3 klas:
Turbellaria(cacing berbulu getar) contoh: planaria; Trematoda (cacing isap)
contoh: cacing Hati ; Cestoda contoh: cacing pita.
4)
Phyllum Nemathelminthes (cacing gilig) contoh: cacing
Tambang.
5)
Phyllum Annelida (cacing gelang) ada 3 klas:
Polychaeta contoh: nereis, Olygochaeta contoh: cacing tanah, Hirudinae conto:
lintah.
6)
Phyllum Mollusca (hewan bertubuh lunak), ada 3 klas:
Gastopoda contoh: siput; Pelecipoda contoh: kerang; Cephalopoda contoh:
cumi-cumi
7)
Phyllum Echinodermata (hewan berkulit duri) contoh:
bintang laut,
8)
Phyllum Arthropoda (hewan kaki beruas-ruas) terdiri
atas: Insecta contoh: belalang; Crustacea contoh: udang; Myriapoda
contoh: lipan; Arachnida contoh: laba-labaPhyllum Chordata (hewan yang
mempunyai notocorda/ tali sumbu tubuh) terdiri atas 4 sub phyllum:
Hemichordata, Urochordata, Cephalochordata dan Vertebrata. Vertebrata terdiri
dari 7 kelas:
·
Kelas Agnatha contoh: ikan lamprey
·
Kelas Chondrichthyes contoh: ikan pari, hiu
·
Kelas Osteichthyes contoh: ikan mas
·
Kelas Amphibia (hewan yang memiliki 2 dunia) contoh:
katak
·
Kelas Reptilia (hewan melata) contoh: ular
·
Kelas Aves contoh: burung beo
·
Kelas Mammalia (hewan menyusui) contoh: manusia
Mammalia terbagi menjadi 16 ordo:
Ø Ordo
Monotremata (mammalia yang bertelur) contoh: itik platypus
Ø Ordo
Marsupialia (hewan berkantung) contoh: kangguru
Ø Ordo Insectivora
(hewan pemakan serangga) contoh: cecurut
Ø Ordo
Chiroptera (mammalia bersayap yang aktif di malam hari/nocturnal) contoh:
kelelawar
Ø Ordo Primata
(hewan tinggi pertama/ hewan yang berdiri tegak) contoh: kera, manusia
Ø Ordo
Edentata (mammalia tak bergigi seri) contoh: armadillo
Ø Ordo
Pholidota (mammalia tak bergigi, rambut berubah menjadi sisik) contoh:
trenggiling
Ø Ordo
Tubulidentata ( waktu masih kecil gigi banyak, setelah dewasa sedikit) contoh:
ardvark
Ø Ordo
Rodentia (hewan pengerat) contoh: marmut
Ø Ordo
Lagomorpha , hewan golongan kelinci
Ø Ordo
Cetacea, hewan golongan paus
Ø Ordo
Sirenia, hewan golongan ikan duyung
Ø Ordo
Carnivora, , hewan pemakan daging, contoh: beruang
Ø Ordo
Proboscidea, hewan yang bebelalai contoh: gajah
Ø Ordo
Perissodactyla, hewan herbivora berjari ganjil, contoh: badak
Ø Ordo
Artiodactyla, hewan herbivora berjari genap, contoh: kerbau
D.
Persebaran dan
Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup
1. Persebaran Makhluk Hidup
Faktor Yang
Mempengaruhi Persebaran Makhluk hidup
a. Faktor
Lingkungan
Dua faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor
abiotik dan biotic.
Faktor
abiotik merupakan factor fisik yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
tumbuhan dan hewan. Faktor abiotik meliputi:
1)
Iklim (klimatik)
Iklim berpengaruh
besar terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
v Suhu
Kodisi suhu
udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis
spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu
optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh
yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan
merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang,
ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan
nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik,
vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
v Kelembaban
udara
Kelembaban
berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok
hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah
yang sangat basah.
Berdasarkan
tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
a)
Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan
terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah,
misalnya kaktus.
b)
Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok
hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan
cendawan.
c)
Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat
cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air.
d)
Tropophyta (Tropofit), yaitu jenis tumbuh-tumbuhan
yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan musim kemarau.
Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus Anggrek Lotus
Cendawan/jamur.
2)
Angin
Angin sangat
membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan,
sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan
tertentu yang penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau
sejenis rumput-rumputan.
3)
Curah hujan
Untuk
memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan
dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan
membentuk karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi.
Kekhasan jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas
pada lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen
yang menyediakan makanan bagi hewan. Misalnya, di daerah padanh rumput akan
terdapat hewan khas seperti kijang, biri-biri, dan sapi, sedangkan hewan
pemangsanya adalah singa dan harimau.
b. Faktor
Sejarah Geologi
Kira-kira
200 juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua
utama bersatu dalam superbenua (supercontinent) yang disebut Pangaea.
Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun
1915. hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul
Benua-benua dan Lautan.
Pada awal
tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental
drift) berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai
memisah secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira
125-130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika Selatan bersatu
secara langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika
Barat dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6
juta tahun yang lalu. Saat “jembatan” Panama terbentuk secara sempurna,
beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika Selatan termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi
ke Amerika Barat. Pada saat yang bersamaan beberapa hewn dan tumbuhan dari
Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke Amerika
Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil berpengaruh
besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini.
Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya ostriks, rhea,
emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan sangat awal
dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya. Akibatnya
terjadilah subspesies tadi.
Australia
adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua
memengaruhi sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun
lalu, Australia dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas Australi, yaitu
mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika
Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat
Antartika.
c. Faktor
Penghambat Fisik
Faktor
penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi
geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier),
dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang
tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi
dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch
di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles
Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis
burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat
keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk
paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
Ketiga
faktor tersebut dapat kita sebut sebagai faktor geografik. Di samping faktor
geografik masih ada faktor genetik, baik variasi yang dihasilkan dari
perkawinan maupun mutasi genetik.
Geografi tumbuhan,
ternyata merupakan variasi pantai tropik menuju kutub yang sama dengan variasi
dari pantai tropik ke puncak gunung, yaitu daerah tropis berhutan lebat,
subtropis hutannya agak menipis, dan pada daerah beriklim dingin terdapat
padang rumput atau hutan cemara dan pakis, serta daerah dekat kutub terdiri
dari taiga kemudian tundra dan lumut. Di kutub tak ada tumbuhan.
Geografi
hewan, terbagi enam daerah geografik, sebagai berikut.
1)
Eropa dan Asia Utara disebut Palaeartic, dihuni antara
lain oleh bison dan rusa rein.
2)
Afrika dan Arab disebut Ethiophian, dihuni antara lain
oleh gajah Afrika, jerapah dan gorila.
3)
Australia dan sekitarnya, dihuni antara lain oleh
kangguru, koala, wombat.
4)
India sampai Indonesia disebut daerah Oriental, dihuni
oleh antara lain harimau, gajah India dan kerbau.
5)
Daerah Amerika Utara dan sekitarnya disebut Nearctic,
dihuni oleh bison dan semacam rusa rein yang disebut Caribau.
6)
Daerah Amerika Selatan disebut Neotropical dihuni
antara lain oleh tapir dan monyet Howler.
2. Sejarah
Perkembangan Makhluk Hidup
Evolusi berarti
perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatupopulasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa
oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi
bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya
akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan
gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies
yang bereproduksi secara seksual, kombinasi
gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi.
Evolusi
didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam danhanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang
menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan
reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya,
sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi
sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat
yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara
itu, hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan
acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh
probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan
hidup dan bereproduksi.
BAB III
SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
A. Klasifikasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
1.
Sumber Daya Alam
Sumber daya
alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam
lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di
dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya.
Banyak cara
yang dilakukan untuk mengklasifikasikan SDA. Semuanya tergantung kepada tujuan
klasifikasi. Yang penting bukan menghafal ada berapa cara pengklasifikasiannya
sebab antarpakar sendiri sering terjadi perbedaan. SDA dapat digolongkan
menjadi beberapa macam. Berikut ini akan disajikan beberapa penggolongan SDA
berdasarkan pada sifatnya macam habitat, kemungkinan pemulihannya, dan
macamnya.
a.
Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan
sifatnya, SDA dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sumber daya hayati dan
sumber daya fisik.
1)
Sumber Daya Hayati (SDA Biotik) merupakan sumber daya
yang terdiri darimakhluk hidup, seperti hutan, rumput, tanaman perkebunan,
pertanian, hewanpeliharaan, ikan, margasatwa, mikroorganisme.
2)
Sumber Daya Fisik (SDA Abiotik) merupakan sumber daya
yang bukan makhluk hidup, seperti tanah, air, udara, batuan.
b.
Berdasarkan Macam Habitat atau Substratnya
Berdasarkan
substratnya, SDA dapat dibedakan menjadi:
1)
SDA terestris (daratan)
2)
SDA akuatik (perairan)
c.
Berdasarkan Kemungkinan Pemulihannya
Berdasarkan
kemungkinan pemulihannya, SDA dapat dibedakan menjadi SDA terpulihkan, SDA tak
terpulihkan, dan SDA yang tak akan habis.
1)
SDA yang terpulihkan atau dapat diperbaharui adalah
SDA yang dapat diproduksi secara berkesinambungan, seperti tumbuhan, hewan, dan
bahan sintetik.
2)
SDA yang tak terpulihkan atau tak dapat diperbaharui
adalah SDA yang tidak dapat diproduksi terus menerus, seperti bijih logam, gas
bumi, batubara, dan minyak bumi.
3)
SDA yang tak akan habis adalah SDA yang akan selalu
tersedia sepanjang masa, seperti energi matahari, energi pasang surut, dan air
dalam siklus hidrologi. Energi gelombang, angin dan matahari merupakan SDA yang
kekal dan tidak menimbulkan pencemaran. Sayang, energi tersebut belum banyak
dimanfaatkan. Sebenarnya, batubara dan minyak bumi termasuk SDA yang
terpulihkan, karena keduanyaterbentuk dari sisa-sisa organisme yang mengalami
perubahan sifat. Akan tetapi, karena proses terjadinya sangat lama, maka orang
cenderung memasukkan keduanya ke dalam golongan SDA yang tidak terpulihkan. Air
juga merupakan SDA yang terpulihkan karena air dapat melakukan daur hidrologi.
Akan tetapi dalam pembahasan ini, SDA yang terpulihkan khusus diartikan sebagai
SDA, yang terdiri dari tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme.
d.
Berdasarkan Macamnya
Penggolongan
SDA menurut macamnya dikemukakan oleh Djojohadikusumo dan Katili. Menurut
Djojohadikusumo, SDA dapat digolongkan menjadi:
1)
Sumber daya tanah dan air
2)
Sumber daya tanaman dan pepohonan
3)
Sumber daya akuatik, termasuk perikanan laut dan darat
4)
Sumber daya mineral dan energi, termasuk energi
matahari dan pasang surut.
Menurut Katili, SDA dapat dibedakan menjadi:
1)
Sumber daya tanah (land and soil)
2)
Sumber daya hutan
3)
Sumber daya air
4)
Sumber daya lautan
5)
Sumber daya mineral
e.
Berdasarkan Pemanfaatannya
Berdasarkan
pemanfaatannya, SDA dapat diklafisikasikan sebagai berikut:
1)
SDA energi, yaitu SDA yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi, misalnya minyak bumi, angin, air, cahaya matahari, batubara, dan
gas bio.
2)
SDA materi, yaitu SDA yang dimanfaatkan dalam bentuk
benda. Misalnya kapas kayu, kaca, dan logam.
3)
SDA hayati, yaitu SDA yang berupa makhluk hidup, baik
tumbuhan maupun hewan.
4)
SDA ruang.
5)
SDA waktu.
2.
Lingkungan Hidup
Lingkungan
hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala
makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi,
yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.
Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan
komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.
B. Konsep-Konsep
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Konsep-konsep pengelolaan Sumber Daya Alam tujuannya untuk:
a. Menjamin
kelestarian kualitas lingkungan
b. Menjamin
adanya kelestarian hasil
• Yang
berarti menjalin hubungan yang harmonis antara kebutuhan hidup manusia dengan
SDA.
• Pengelolaan
SDA perlu pendekatan interdisiplin, karena satu jenis SDA mempunyai fungsi yang
beragam dan mempunyai hubungan yang kait-mengkait.
Sumber daya
merupakan sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi di mana
kita menemukannya. Sumber daya alam dan energi meliputi semua yang terdapat di
bumi baik yang hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas
jumlahnya dan pengusahaannya memenuhi kriteria-kriteria teknologi, ekonomi,
sosial dan lingkungan. Sumber daya adalah suatu konsep yang dinamis
sehingga ada kemungkinan bahwa perubahan dalam informasi, teknologi dan relatif
kelangkaannya dapat berakibat sesuatu yang semula dianggap tidak berguna
menjadi berguna dan bernilai.
Secara umum sumber daya alam dan
energi diklasifikasikan :
1. Sumber daya tanah dan air.
2. Sumber daya tanaman dan
pepohonan.
3. Sumber daya akuatik.
4. Sumber energi dan bahan mineral.
Sumber Energi meliputi:
a.
Energi: Fosi, yangterdiri dari Minyak Bumi, Gas Bumi,
Batubara:hidro,uranium, Geothermal dan solar.
b.
Endapan Bijih Mineral, yang terdiri dari bauksit,
timah, nikel, tembaga, emas, perak, mangan, pasirbesi dan bahan galian lain
yang termasuk Sumberdaya tak terbarukan.
c.
Bahan Mineral untuk ³bangunan´ kaolin, limestone,
dolomites dan lain-lain.
C. Masalah
Kependudukan dan Lingkungan Hidup
1.
Masalah kependudukan
Permasalahan
dalam kependudukan di negara yang sedang berkembang adalah pertumbuhan penduduk
tidak seimbang dengan peningkatan produksi pangan.
Masalah
kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan distribusi yang
tidak merata. Hal itu dibarengi dengan masalah lain yang lebih spesifik, yaitu
angka fertilitas dan angka mortalitas yang relative tinggi. Kondisi itu
dianggap tidak menguntungkan dari sisi pembangunan ekonomi. Hal itu diperkuat
dengan kenyataan bahwa kualitas penduduk masih rendah sehingga penduduk lebih
diposisikan sebagai beban daripada modal pembangunan logika seperti itu secara
makro digunakan sebagai landasan kebijakan untuk mengendalikan laju pertumbuhan
penduduk secara mikro hal itu juga digunakan untuk memberikan justifikasi
mengenai pentingnya suatu keluarga melakukan pengaturan pembatasan jumlah anak.
2.
Masalah lingkungan hidup
Secara
khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap mahkluk
hidup di bumi.
D. Prinsip dan
Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
1. Prinsip Pelestarian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
Prinsip hukum pelestarian fungsi lingkungan
hidup, secara teoritis-idealistis adalah sebuah prinsip yang menghendaki
upaya-upaya konkret dilapangan untuk mewujudkan eksistensi kelestarian fungsi
lingkungan hidup secara terus-menerus dari ancaman pencemaran atau kerusakan
dari ancaman pencemaran atau kerusakan akibat kelalaian yang dilakukan oleh
pelaku usaha atau kegiatan.
Idealisme yang melandasi prinsip ini pada intinya
adalah proses atau cara yang tepat untuk melakuan beragam upaya untuk
mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Landasan penerapan prinsip hukum pelestarian
fungsi lingkungan hidup tersebut merujuk pada ketentuan:
a.
pasal 6
ayat (1) Undang Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) yang menyebutkan
bahwa : “setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan kerusakan fungsi
lingkungan hidup”.
b.
Pasal 14
ayat (1) UUPLH menegaskan pula bahwa : “Untuk menjamin pelestarian fungsi
lingkungan hidup, setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu
dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup”.
c.
Pasal 21
ayat (1) Undang-Undang nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, bahwa:
“Perusahaan industri wajib melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian
sumber daya alam serta pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan
hidup akibat kegiatan industri yang dilakukan.
2.
Usaha
Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Dilakukan konservasi SDA, seperti :
a.
Suaka
Margasatwa/SM adalah salah satu dari daerah hutan suaka alam yangü
tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk
hewan-hewan langka agar tidak punah. Contohnya : SM. Gunung Rinjani di Lombok -
NTB : 40.000 hektar
b.
Cagar
Alam/CA adalah adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alam
yang khas termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu dilindungi untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan . contohnya : CA. Nusakambangan
Barat di Cilacap - Jawa Tengah : 928 hektar.
c.
Taman
Nasional/TN adalah daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai tempat
perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat
rekreasi. contohnya: TN. Kepulauan Seribu di Jakarta.
d.
Memperbanyak
tumbuhan langka dengan cara campur tangan manusia (reproduksi vegetative :
cangkok, merunduk, stek dll). Budidaya tanaman dapat dilakukan dengan :
1) Stek
Stek adalah perbanyakan tanaman dengan cara
pemisahan atau pemotongan bagian tanaman seperti batang, daun, pucuk, dan akar.
Jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini adalah tanaman berkayu dan
beberapa tanaman stek tak berkayu.Contohnya :kedondong, jambu air, markisa,
delima, cermai, anggur, bugenvil, mawar, melati dan soka.
2) Mencangkok
Jenis tanaman yang dapat dicangkok misalnya
pohon mangga.Berbagai jenis jeruk, berbagai jenis jambu, belimbing, serta
kelengkeng. Kelompok tanaman hias yang dapat dicangkok antara lain soka,
bugenvil, dan puring.
3) Merunduk
Merunduk dapat dilakukan pada batang beberapa
jenis tanaman yang secara normal berdiri tegak kemudian dibengkokkan hingga
menyentuh tanah sehingga akan segera berakar pada mawar .
e.
Memperbanyak
hewan dan tumbuhan langka dengan cara bioteknologi, seperti cloning, mutasi gen,
rekayasa genetika, dll.
Kloning
dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama
(populasi) yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi
aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga,
atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel,
atau organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik
pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi
pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat
mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung
evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Mutasi terjadi
pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000
individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen,
termasuk karsinogen), radiasi surya maupun radioaktif, serta loncatan energi
listrik seperti petir. Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe)
akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan
dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat. Rekayasa genetika (Ing.
genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk
kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau
tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula
penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Walaupun demikian,
masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit,
yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik
dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada
kemanfaatan tertentu. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan
organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat
tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak
berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain,
seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan
perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk
mengembangkan bidang masing-masing.
f.
Menggalakkan
reboisasi
Penanaman
kembali hutan-hutan yang gundul disebut juga reboisasi. Reboisasi dilakukan
melalui gerakan menanam pohon di tanah gundul, lereng gunung, dan di lingkungan
sekitar. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya,pemukiman
penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
g.
Menggalakkan
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan PROKASIH (Program Kali Bersih)
pada kota-kota besar dan padat industry.
h.
Melakukan gerakan
tebang pilih. Program sistem tebang pilih yaitu dengan menebang kayu di hutan
dengan cara memilih kayu yang sudah tua dan menanamnya kembali.
i.
Membuat
sengkedan untuk mengurangi laju erosi.
Sengkedan
disebut juga terasering, yaitu tanah bertingkat. Sengkedan dibuat di
tanah-tanah yang miring, seperti di daerah pegunungan. Sengkedan bertujuan
menahan pengikisan tanah. Sengkedan membuat gerak air yang deras menjadi
berkurang. Jadi, erosi atau pengikisan tanah tidak terjadi.
j.
Menangkap
ikan secara normal dan umum. Artinya tanpa menggunakan bahan peledak atau racun
untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak. Sehingga dengan demikian bila ada
yang masih kecil tertangkap dapat dikembalikan lagi.
k.
Menggali
hasil tambang dengan memperhatikan buangan limbahnya. Dalam setiap kegiatan
produksi, selain dihasilkan suatu produk yang mempunyai nilai tambah tinggi,
juga dihasilkan limbah baik limbah padat, cair, maupun gas, termasuk di
dalamnya kegiatan industri pertambangan dan kimia yang menggunakan bahan baku
dari bahan galian tambang. Beberapa jenis industri kimia yang menghasilkan
limbah padat antara lain industri pembuatan antena yang menggunakan bahan baku
aluminium menghasilkan limbah berupa sludge mengandung aluminium, industri
elektronika yang menggunakan bahan baku lempengan logam tembaga menghasilkan
limbah cair yang mengandung tembaga klorida, dan industri permesinan yang
menangani material-material terbuat dari besi menghasilkan limbah padat berupa
skrap besi. Jumlah limbah yang dihasilkan tersebut cukup besar sesuai dengan
banyaknya pabrik yang melakukan aktivitas kegiatan produksi. Sebagai contoh
pabrik antena yang ada di daerah Gedebage menghasilkan sludge sebanyak 10 ton
perbulan. Pabrik elektronika di daerah Cicalengka menghasilkan limbah yang
mengandung tembaga mencapai 40 ton/ bulan. Sementara limbah skrap besi
jumlahnya cukup besar dan tersebar di berbagai lokasi. Apabila limbah-limbah
tersebut di atas tidak dikelola dan diolah dengan baik akan menimbulkan masalah
pencemaran lingkungan. Dengan menggunakan metode pengolahan limbah yang tepat,
selain terjadinya pencemaran lingkungan dapat dicegah, juga dapat diperoleh
nilai tambah yang tinggi, karena limbah-limbah tersebut di dalamnya masih
terkandung komponen-komponen berharga seperti Al, Fe, dan Cu yang antara lain
dapat dijadikan tawas, ferosulfat, dan logam tembaga. Tawas dan fero sulfat
merupakan bahan koagulan yang banyak dipakai untuk pengolahan air limbah dan
air minum, sedangkan logam tembaga banyak digunakan dalam industri listrik dan
elektronika, industri kimia dll.
l.
Menjaga
kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selaluØ
hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber
bagi perairan di darat.
Adanya
pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah. Adanya pengendalian
terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat pencemaran tinggi sehingga
menimbulkan polusi. Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar,
diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan
bermotor.